SAMBIROTO-NGAWI.DESA.ID- Istighfar berarti memohon ampun kepada Allah atas dosa, kesalahan, dan kelalaian kita, baik yang disengaja maupun tidak. Kata istighfar berasal dari akar kata ghafara yang berarti menutupi, melindungi, dan mengampuni.
Artinya, ketika seseorang beristighfar, ia memohon kepada Allah agar menutupi aibnya, menghapus dosanya, dan melindunginya dari akibat buruk perbuatannya.
Perintah untuk beristighfar sangat banyak dalam Al-Qur’an, di antaranya firman Allah dalam Surat An-Nuh ayat 10–12:
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا
يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُم مِّدْرَارًا
وَيُمْدِدْكُم بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَارًا
Artinya:
“Maka aku berkata (kepada mereka), ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat atasmu, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, serta mengadakan untukmu kebun-kebun dan sungai-sungai.’” (QS. Nuh: 10–12)
Nasihat ini disampaikan oleh KH. Taufiq Nur Aziz dalam acara lailatul ijtima' yang dilaksanakan di lingkungan RT 004 RW 003 Dusun Bolo I Desa Sambiroto, Selasa malam (28/10/2025).
Lailatul ijtima sendiri merupakan pertemuan rutin malam hari yang diselenggarakan oleh warga Nahdliyiin setiap bulan/jangka waktu tertentu untuk mempererat silaturahiim, menambah pemahaman agama dan membahas berbagai persoalan keagamaan dan kemasyarakatan.