SAMBIROTO-NGAWI.DESA.ID- Bukan hanya balita dan lansia, remaja juga memerlukan akses pelayanan kesehatan. Remaja merupakan aset dan penggerak kemajuan suatu bangsa, oleh karenanya menjadi penting untuk meningkatkan kualitas fisik maupun mental remaja.
Posyandu remaja (Posrem) menjadi salah satu upaya pemerintah melalui kementerian kesehatan dan jajaran dibawahnya untuk menyiapkan kualitas fisik remaja agar produktif dan berdaya saing. Pembinaan posyandu remaja dilakukan ditingkat bawah dimulai dari desa.
Jelang berakhirnya tahun 2022, Posrem Sigap Desa Sambiroto mengadakan kegiatan skrining kesehatan bagi remaja bertempat di Balai Desa Sambiroto, Rabu (28/12/22). Sasaran kegiatan kali ini difokuskan pada remaja putri. Hal itu disampaikan oleh Bidan Desa Sambiroto, Siti Munawaroh.
"Untuk kegiatan posrem akhir tahun, sebelumnya rencana awal sih mau outbond, tapi karena suatu hal akhirnya tidak jadi. Akhirnya dilaksanakan kegiatan seperti biasa yaitu posyandu diantaranya pemeriksaan timbang badan, skrining kesehatan, penyuluhan, senam bareng, makan bareng dan minum TPD (Tablet Penambah Darah_*red), tujuannya untuk ini sasaran yang kami garap untuk hari ini khusus remaja putri untuk mencegah terjadinya anemia," ujar Siti Munawaroh. Kegiatan yang dimulai pukul 08.00 WIB tersebut diikuti 60 remaja putri dari 80 sasaran yang diundang.
Kegiatan senam bersama Posrem Sigap di Balai Desa Sambiroto, Rabu (28/12/22)
Ia menambahkan, banyak ditemukan kasus pada remaja yang masih kurang memperhatikan pola makan yang benar dan sehat. "Banyak ditemukan pada remaja putri itu pola makan yang tidak benar, akhirnya pada waktu pemeriksaan skrining HB itu banyak HB-nya yang rendah, untuk itu tadi penyuluhannya diarahkan untuk pencegahan anemia, mengarahkan pola makan yang sehat, terus minum TPD. Diharapkan minum TPD seminggu sekali sesuai anjuran pemerintah di bidang kesehatan," imbuhnya.
Kegiatan posrem ini terlaksana berkat sinergi antara Pemerintah Desa Sambiroto bekerjasama dengan Dinas Kesehatan.
Posrem Sigap Desa Sambiroto sendiri menyasar target 253 remaja usia 10-19 tahun yang tersebar di 4 dusun. Dengan jumlah remaja begitu besar menunjukkan betapa besarnya juga potensi yang dimiliki desa untuk membuka ruang partisipasi bagi para remaja ini untuk berperan mewujudkan keberhasilan arah pembangunan.